Saat ini,
perit tekak begitu begitu terasa,
tubir mata tak mampu menakung air jernih,
bibir mulus tak mampu mengungkap kata,
hati bisu sakit menderita.
Saat ini,
diri diam termangu kaku,
nafas dihela satu persatu,
adakalanya tersekat, bagai mengerti keadaan ini,
pasrah bersandar pada dinding kecewa,
tak mampu mengubah takdir tercipta.
Saat ini,
kalbu ingin benar menjerit,
Daku sayang padamu wahai sahabat!!
kerna tak kutemui dirimu dalam timbunan pasiran pantai,
kerna tak kutemui dirimu walau kusingkap tirai malam pekat,
kerna tak kutemui dirimu walau kugali lapisan kerak bumi.
Saat ini, kupujuk hati nurani,
agar betah meneruskan hidup,
walau tanpa dirimu di sisi,
ku yakini hikmah di sebalik perpisahan menduga.
Saat ini,
kutitp doa dari jauh,
buatmu yang bernama sahabat sejati.
Thursday, June 10, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment